Horas.....horas....horas.......!!.... terima kasih atas kunjungannya salam kenal dan kompak selalu..


Senin, 13 April 2009

TRANSISTOR


Karakteristik Input


Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

3.2 Percobaan Karakteristik Input

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus basis Ib sebagai fungsi Vbe (karakteristik input transistor).

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu gunakan transistor NPN kemudian rangkailah seperti pada Gambar 3.1 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.1 Rangkaian percobaan karakteristik input transistor NPN
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ib fungsi Vbe pada layar oscilloscope, dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Grafik Ib fungsi Vbe pada transistor NPN



  • Grafik diatas terlihat seperti grafik dioda biasa, hal ini dikarenakan dioda emitter-basis dibias maju sehingga perubahan arus emitter menurut tegangan emitter ke basis akan serupa dengan karakteristik maju dari dioda hubungan p-n.
  • Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
  • Setelah mengetahui karakteristik input transistor NPN, sekarang gunakan transistor PNP dan rangkailah seperti pada Gambar 3.3 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.3 Rangkaian percobaan karakteristik input transistor PNP
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ib fungsi Vbe yang serupa dengan grafik transistor NPN tetapi arahnya berlawanan.

3.3 Karakteristik Output

Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

3.4 Percobaan Karakteristik Output

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus kolektor Ic sebagai fungsi Vce (karakteristik output)

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu gunakan transistor NPN dan rangkailah seperti pada Gambar 3.4 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.4 Rangkaian percobaan karakteristik output transistor NPN
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ic fungsi Vce pada layar oscilloscope, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Grafik Ic fungsi Vce pada transistor NPN
  • Grafik diatas memiliki daerah yang berbeda dimana kerja transistor berubah. Pertama, terdapat bagian naik diawal kurva. Bagian miring kurva ini disebut dengan daerah saturasi. Pada daerah ini, dioda kolektor tidak memiliki tegangan positif yang cukup untuk mengumpulkan semua elektron bebas yang diinjeksikan ke basis. Pada daerah ini, arus basis Ib lebih besar daripada normalnya dan gain arus ߤc lebih kecil daripada normalnya.
  • Kedua, ada daerah ditengah dimana daerah ini merupakan daerah kerja normal transistor. Pada daerah ini, dioda emitter terbiasmajukan dan dioda kolektor terbiasbalikkan. Lebih lanjut, kolektor mengumpulkan hampir semua elektron yang dikirimkan emitter ke basis. Inilah mengapa perubahan pada tegangan kolektor tidak berpengaruh pada arus kolektor. Daerah ini disebut sebagai daerah aktif. Secara grafis, daerah aktif adalah bagian horizontal dari kurva. Dengan katalain, arus kolektor konstan pada daerah ini.
  • Ada juga daerah operasi lain yang disebut sebagai daerah breakdown. Transistor tidak boleh beroperasi pada daerah ini karena akan rusak. Tidak seperti dioda zener yang teroptimasisasi pada operasi breakdown, transistor tidak dimaksudkan untuk bekerja di daerah breakdown.
  • Setelah mengetahui karakteristik output transistor NPN, sekarang gunakan transistor PNP dan rangkailah seperti pada Gambar 3.6 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.6 Rangkaian percobaan karakteristik output transistor PNP
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ic fungsi Vce yang serupa dengan grafik transistor NPN tetapi arahnya berlawanan.

3.5 Karakteristik Transfer Transistor

Parameter ߠdari transistor merupakan perolehan arus maksimum yang dapat diperoleh kalau transistor bekerja dalam ragam umum emitter (CE). Beta dc (disimbolkan ߤc) sebuah transistor didefinisikan sebagai rasio arus kolektor dc dengan arus basis dc. Beta dc juga dikenal sebagai gain arus karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan arus kolektor yang jauh lebih besar.

3.6 Percobaan Karakteristik Transfer Transistor

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus kolektor Ic sebagai fungsi Ib (karakteristik transfer transistor).

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3.7 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.7 Rangakaian karakteristik transfer transistor
  • Saat sumber tegangan di berikan pada rangkaian tersebut kondisi transistor pada saat itu belum aktif, hal ini disebabkan transistor belum terpicu.
  • Setelah diberi sumber tegangan, untuk mengaktifkan transistor dilakukan pemicuan dengan mengatur potensiometer sampai didapatkan arus Ic.
  • Kemudian ukurlah arus Ic dengan mengubah-ubah arus basisnya (Ib). Arus Ib diubah-ubah dengan potensiometer.

3.7 Transistor sebagai saklar

Bias basis berguna didalam rangkaian-rangkaian digital karena rangkaian tersebut biasanya dirancang untuk beroperasi didaerah jenuh dan cutoff. Oleh sebab itu, mereka memiliki tegangan keluaran rendah ataupun tegangan keluran tinggi. Rangkaian digital sering dinamakan rangkaian saklar karena titik Q berubah diantara dua titik pada garis beban yaitu daerah jenuh dan cutoff.

3.8 Percobaan Transistor sebagai saklar

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengaplikasikan transistor sebagai saklar.

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3.8 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.8 Rangkaian percobaan transistor sebagai saklar
  • Saat sumber tegangan di berikan pada rangkaian tersebut kondisi transistor pada saat itu belum aktif, hal ini disebabkan transistor belum terpicu. Transistor belum terpicu karena saklar off sehingga tidak ada arus yang mengalir (transistor dalam keadaan cut off).
  • Untuk mengaktifkan transistor, dilakukan pemicuan dengan menggunakan saklar sehingga lampu akan menyala. Pada saat saklar on maka akan ada arus yang mengalir ke basis yang kemudian akan dikuatkan oleh transistor sehingga dapat menyalakan lampu.

Transistor

Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus.

Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol :

Transistor memiliki 3 kaki, yakni: Basis ( B ), Collector ( C ) dan Emitor ( E ).

Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatif. Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor.

Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor.

A = Germanium B = Silicon C = Arsenida Galium D = Antimonida Indium R = Sulfida Cadmium

Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika.

A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.

B = dioda kapasitas variable

C = transistor frekuensi renadah

D = transistor daya frekuensi rendah

E = dioda terobosan

F = transistor frekuensi radio, bukan daya

G = macam ragam keperluan ( multiperpose )

L = transistor daya frekuensi rendah

N = kopling foto

P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto

Q = generator radiasi seperti LED

R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC

S = transistor sakalr daya rendah

T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC

U = transistor saklar daya tinggi

X = dioda pengganda

Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)

Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )

Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.

Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :

1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB , 2SC.

Secara phisik bentuk sebuah transistor seperti gambar di bawah ini :

Dalam rangkaian elektronika transistor banyak digunakan sebagai penguat , penyearah, pencampur, oscillator, saklar elektronik dll.

  • Sebagai penguat transistor digunakan untuk menguatkan tegangan, arus serta daya, baik bagi arus bolak – balik maupun searah.
  • Sebagai penyearah, transistor digunakan untuk mengubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah.
  • Sebagai pencampur, transistor digunakan untuk mencampur dua macam tegangan bolak – balik atau lebih yang mempunyai frekuensi berbeda.
  • Sebagai oscillator,transistor digunakan untuk membangkitkan getaran – getran listrik.
  • Sebagai saklar elektronik, transistor digunakan untuk menyambung putuskan rangkaian elektronika.

Pengujian Transistor

Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yakni jenis NPN dan jenis PNP.

Berikut ini diberikan table tentang hasil pengujian transistor yang dinyatakan baik.

Adapun langkah – langkah pengujian transistror NPN adalah :

  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik.
  • Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka transistor dinyatakan rusak
  • Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ), sedang kaki Emiter ( E ) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan bocor.

Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula.

Langkah – langkah pengujian transistor PNP

  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ).
  • Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak / putus.
  • Kemudian jika pengujian dibalik yakni colok hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E ) dan Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak, transistor dinyatakan rusak.
  • Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.
  • Rapikan kembali perlengkapan pengujian

Pengujian diatas berlaku bagi transistor yang terbuat dari bahan Germanium maupun bahan Silicon.

Jika transistor terbuat dari bahan Germanium maka saklar jangkah ukur diarahkan pada posisi x 10. Namun jika terbuat dari bahan Silicon, saklar jangkah diarahkan keposisi x 1K.

Menentukan jenis transistor silicon atau germanium

  • Tempatkan ohm meter pada posisi X1K
  • Ukur antara kaki kolektor dan emitor, jika jarum penunjuk bergerak arah bolak – balik artinya transistor germanium ( Ge ) namun jika tidak bergerak artinya transistor silikon ( Si ).

Menentukan transistor germanium ( Ge )

Menentukan transistor silicon ( Si )

Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor:

  • Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik.
  • Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor.
  • Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.

Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah:

  • Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan pad rangkaian.
  • Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksimal kemampuannya. Bagi transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C sedang transistor Silicon suhu maksimal mencapai ± 1500C.
  • Kesalahan pengukuran.
  • Pemasangan yang salah pada rangkaian.

Panduan Dasar Menjadi “Montir” RADIO-TAPE/TV/Monitor/VCD/DVD

Helo pengunjung setia situs saya, pada tutorial ini, saya ingin membuka wawasan Anda bahwa jika Anda tertarik untuk menjadi montir, sangatlah mudah, jika Anda berminat untuk mengisi waktu kosong atau memberdayakan generasi muda yang sedangnganggurdi lingkungan Anda.”

Yang dibutuhkan untuk menjadi montir tidak terlalu mahal, yaitu:

  • Solder kualitas baik, kalau bisa yang berbentuk tembakan dan tatakannya
  • Penyedot timah kualitas baik,biasanya yang panjang
  • Timah solder kualitas baik, misal merek pancing
  • Multitester analog/digital

  • Beberapa buku elektronika dasar dan digital/reparasi
  • Komponen-komponen utama seperti resistor 1/4W hingga 10W, kapasitor tegangan tinggi, transistor penguat standar buat monitor/TV, IC-IC amplifier, transistor standar. Kalau ada dana lebih, anda koleksi komponen total sekitar 1 jt juga ok, buat stok.
  • Kesabaran dan hoby. Daripada Anda bawa ke tukang montir bayar 75-300rb, mending anda coba perbaiki sendiri dulu, bener gak Coy.

PRINSIP MEMPERBAIKI PERANGKAT ELEKTRONIKA

    1. Mencari tahu kerusakan pada fuse/catu daya, transistor, resistor, ic atau kapasitor dengan cara mengukurnya
    2. Mengganti komponen yang rusak tersebut.
    3. Mentuning/mengetes atau mengoptimalkan hasil (misal memutar trimpot, fokus pada flyback dll)

MENGUKUR komponen

Untuk mengukur nilai resistansi resistor :

  1. Tempelkan 2 buah pin multitester ke kedua kaki resistor, baik yang belum disolder di PCB ataupun yang telah disolder di PCB.
  2. lihat nilai yang ditunjukkan pada multitester
  3. jika multitetester menunjukkan nilai yang sangat besar sekali, kemungkinan besar resistor putus. Umunya resistor putus pada resistor daya tinggi 2-15W. Untuk memastikan keakuratan nilai resistor, resistor yang terpasang di PCB dapat anda copot terlebih dahulu.

Jika terdapat penyimpangan pengukuran > 20 %, sudah layaknya resistor tersebut diganti dengan yang baru.

Mengukur Kapasitor

Untuk mengukur kapasitor, anda cukup lakukan hal berikut :

  1. Hubungkan kedua pin + multitester ke anoda kapasitor, dan pin – ke katoda kapasitor
  2. ubah dengan cepat susunan pin multitester tersebut, jika multitester menunjukkan nilai tertentu dan berubah secara perlahan (menurun), berarti kapasitor berada dalam keadaan bagus.

Mengukur Dioda

Untuk mengukur dioda anda cukup menghubungkan kedua pin multitester dengan kaki dioda tersebut jika dibolak balik menunjukkan nilai yang berbeda maka dioda dalam keadaan bagus, jika dioda menunjukkan nilai yang sangat besar atau sangat kecil besar kemungkinan dioda putus atau short yang harus segera diganti.

Mengukur Transistor

Untuk mengukur transistor, cukup kita pahami konsep mengenai anoda dan katoda pada dioda, jika transistor yang diukur menunjukkan nilai perlawanan yang sangat besar sekali, maka transistor tersebut dapat dianggap open/putus, jika transistor menunjukkan nilai yang sangat kecil besar kemungkiann transistor short/jebol. Biasanya yang dijadikan sumber referensi ialah pin Basis, dimana hasil pengukuran antara pin Basis - Collector atau Basis - Emitor haruslah sama. Anda juga dapat menguji transistor standar dengan melihat hFE yang dipasang pada multimeter digital, kalau nilainya masih masuk akal ( 100-500) maka tuh transistor masih hidup.

Mengukur Transformator

Transformator berfungsi mengubah besar tegangan sumber listrik menjadi tegangan yang dinginkan. Contoh, tegangan 220V AC dapat diturunkan menjadi hanya 15AC menggunakan transformator step down. Tegangan yang telah diturnkan ini selanjutnya disearahkan dan diratakan menggunakan dioda dan kapasitor. Untuk mengecek apakah transformator masih berfungsi dengan baik, anda ukur tegangan AC di keluaran trafo tersebut, jika besarannya mendekati dengan yang tertulis di badan trafo, berarti trafo masih bekerja dengan baik.

Berikut langkah singkat tepat menjadi montir:

  1. Montir Radio-Tape

Biasanya radio itu rusak cuma masalah di power supply atau kerusakan beberapa IC, transistor atau resistor doang. Sedang tapenya paling rusak di mekanik ama ic-ic penting, lain dari itu jarang, paling potensiometer audionya udah aus(bunyi kresek-kresek bener kan J).

Nah langkahnya:

  1. Cek power supplynya dulu, fuse jebol gak, keluaran trafo ada gak, keluaranya dioda penyearah ada gak, kalau gak ada coba komponen yang berhubungan di ganti, misal ganti fuse, trafo, ganti dioda, ganti regulator seperti 7812 atau lainnya.
  2. Kalau udah bener trafo, cek, keluaran radio/tape ada gak, kalau gak ada, coba cek keluaran dari radio apakah ada keluaran suara yang kecil, dengan cara menghunungkan input spekaer ke output rangkaian tersebut (sebelum ke ampli), kalau ada cek ampifiernya paling ic /transistor/resistornya rusak. Cara ngecek ic amplifiernya, tempelkan jari di input ampli tersebut, kalau bunyi gemuruh dengung berarti amplinya masih bagus.
  3. Kalau amplinya bagus, tapi radionya mati suri, segera cek rangkaian receivernya, coba cek ic receivernya, biasanya tipe LA untuk FM dan MW, coba aja ganti, makannya anda harus punya stok ic standar FM/MW, kalau diganti gak ngaruh, coba ke penguat menengahnya mana tau ada yang rusak hingga ke keluaran rangkaian untuk masuk ke bagian input amplifier. Kalau radio MW, puter puter tuh spul yang berwarna merah kuning hijau dilangit yang biru, mana tau ada penguatan sinyal. Mungkin juga ada resistor atau kapasitor yang berubah nilainya atau kering, atau ada transistor yang rusak. Koleksi aja berbagai tipe transistor gak mahal kok, paling C945, atau 9013/9014 yah seperti tipe itulah.
  4. Kalau tape, bersihkan dulu roda, pastikan karentnya masih bagus, biasanya mekaniknya ngadat berdebu, kalau memang harus diganti, ganti aja, banyak kok mekanik tape dijual, kalau headnya udah jelek, ganti aja, biar suaranya mendesah lagi.
  5. Kalau anda ada radio tape yang bisa dikerjain, coba aja, diukur tegangan masing masing kompoen pada saat masih bagus, lalu anda rusakin komponennya/dicopot(misal IC, atau transistor atau dioda), lalu anda ukur dan amati kerusakan, jadi belajar dari hasil pengamatan.

  1. Montir TV
  1. Sama dimana-mana, kalau mau cek barang, cek dulu power supplynya, apakah masih hidup atau udah mati, mudah-mudahan mati, jadi memperbaikinya gampang J, terus dapat duitnya cepet.
  2. Hubung singkatkan terminal + dan – kapasitor catudaya (biasanya berbentuk tabung dengan ukuran paling besar diantara kapasitor lainnya dengan ukuran >=150uF uF /400V. Ini akan menyebakan sedikit letupan yang mengejutkan. JIka anda tidak berani, maka hubung singkatkan menggunakan resistor 100 ohm/5 W. Maka letupan tsb tidak akan terdengar.

Oval:      + Capasitor       -

Resistor 100 ohm/5W

Menghubung singkatkan kapasitor

3. Jika telah dihubungsingkatkan, maka anda lebih aman didalam memegang komponen monitor (bukan flyback seperti stetoskop). LIhat apakah ada komponen yang hangus seperti dioda,resistor, transistor, kapasitor yang meletus dsb. Jika ada segera ganti dengan yang baru.

4. Ukur komponenkomponen penting seperti transistor daya, resistor %W (berwarna putih biasanya) serta kapasitor, apakah ada yang rusak, jika ada segera ganti.

5. Hidupkan monitor, jika ternyata tiba-tiba listrik rumah turun (konslet), berarti terjadi short pada rangkaian dioda/transistor/kapasitor atau komponen penting lainnya seperti flyback. Temukan kerusakannya lalu segera ganti

6. JIka monitor tidak ada masalah, coba ukur apakah ada tegangan di input catu daya sebesar 220 V, periksa apakah sekering putus atau tidak. Jika tidak, coba ukur tegangan di output catu daya, apakah ada tegangan yang normal. Biasanya sering terjadi dioda penyearah yang putus atau short. Contohnya MOSFET 2SK727, dioda bridge 4 kali dan dioda BY 52/56.

7. JIka keluaran catu daya normal, periksa bagian berikutnya, yaitu bagian penguat video dan penguat vertical. Biasanya jika gambar hanya garis lurus saja atau padam, terjadi perusakan pada IC vertical seperti TDA 1170.

8. Jika semua normal, tetapi tidak ada tampilan di monitor, cek tegangan di transistor flyback seperti C4769, biasanya jebol atau short. Pada monitor tertentu ditandakan dengan bunyi tertentu.

9. Jika gambar tampil, namu warna tidak normal, besar kemungkinan penguat RGB yang menggunakan transistor jebol, dapat anda ganti dengan yang baru. Jika gambar tidak tampil, dapat dicurigai IC RGB seperti LM 1203N rusak.

10. Jika monitor hidup normal, namun dalam beberapa menit kemudian mati perlahan, coba ganti kapasitor tegangan tinggi dengan ukuran sekitar 100uF -1N /2KV yang berada disekitar flyback.

11. Untuk membuat gambar lebih fokus, putar fokus di flyback, jika ingin memperkuat .

12. Kalau anda ingin praktek langsung, coba beli tv Cina yang murah yang harganya 500rb, diukur tegangan komponennya, lalu coba rusakkan/copot komponennya dan amati tegangannya dan efek dari rusaknya komponen tsb.

13. IC –IC keluaran SONY dan TOSHIBA banyak stoknya, pesan aja ke saya. Kalau TV /Monitor Anda merek LG atau SAMSUNG atau AKARI atau selevel itulah, banyak IC-Icnya di toko, ic kelas menengah gak mahal. Koleksilah IC tipe LM, TDA, atau LA.

  1. Montir VCD/DVD
  1. Trafo VCD biasanya murahan, so cek dulu power supplynya masih bagus gak.
  2. Gak banyak yang bisa dikutak katik di VCD/DVD. VCD/DVD itu paling biasa sensor optiknya udah kotor sehingga susah baca cd Anda, pertama pastikan anda bersihkan dengan bahan yang lembut seperti kapas, jangan sampai tergores, kasih cairan seperti alkohol bolehlah.
  3. Kalau masih kagak detect juga, coba putar potensio di deket optic tsb, kalau gak mau juga, kayaknya tuh optic harus diganti, mending anda cari aja sensornya, gak mahal kok, harganya gak jauh beda dengan 1 buah vcd player.
  4. Kalau Anda cek ternyata MPEGNya yang rusak, anda ada peluang mengganti mpeg baru, coba aja cari, di glodok banyak.

Inga’ Inga’ ! Hanya dengan praktek langsung dan memperbanyak pengalaman Anda akan menjadi mahir elektronika.

neh gue posting dari negeri tetangga........siapa tau bermamfaat.

Sabtu, 11 April 2009

MENCARI,MELACAK POSISI SATELIT

Untuk menangkap siaran suatu stasiun tv yang dipancarkan melalui satelit, kita mengarahkan parabola ke arah posisi satelit berada. Ada dua posisi yang harus kita ketahui yaitu posisi kita dan posisi satelit. Posisi kita adalah posisi letak astronomi kota kita, informasi letak astronomi dapat di tanyakan ke kantor pengadilan agama setempat. Suatu contoh letak kota saya adalah 1o 46’’ LS dan 115o08’’BT

Pada umumnya posisi satelit hanya ditunjukkan garis bujurnya, karena semua satelit berada pada garis nol katulistiwa. Sebagai contoh satelit Palapa c2 berada di 113oBT, Telkom 1 berada di 108o. informasi lengkap mengenai posisi satelit dan siaran TV-nya dapat diperoleh di http://www.lyngsat.com atau di http://www.satcodx.com

Peralatan yang diperlukan :

  1. kompas : untuk mencari arah Utara-Selatan
  2. busur : untuk mencari sudut elevasi
  3. kunci, 19, 14, 10, obeng dll : untuk menyetel baut-baut.
  4. tali sling, roda kerekan burung : jika hendak dipasang tali agar bisa naik turun dengan tali (seperti rotator)

1. Mengatur AS/poros pada posisi Utara-Selatan

Pada bagian bawah parabola terdapat bagian (1)AS yang harus mengarah ke Utara-Selatan, (2) baut pengatur kemiringan ke arah katulistiwa dan (3) baut panjang pengatur kemiringan ke arah satelit.

Untuk menentukan arah Utara Selatan harus menggunakan kompas, karena sedikit saja meleset tidak akan dihasilkan posisi satelit dengan pas. Kalau sudah pas dikencangin(gak diubah-ubah)

2. Mengatur sudut elevasi ke katulistiwa.

Alat yang digunakan untuk mengukur sudut elevasi dapat dibuat sendiri menggunakan busur derajat yang sering dipakai anak-anak sekolah. Pada busur tersebut diberi tali dan bandul pemberat untuk mengetahui sudut kemiringannya. Setelah poros Utara-Selatan tepat dan dikunci kuat,langkah berikutnya mengatur sudut elevasi letak kota kita terhadap katulistiwa :

busur yang telah diberi bandul, pada bagian rata busur ditempelkan pada besi datar bagian bawah parabola, untuk mengetahui berapa sudut kemiringannya cukup melihat posisi lintang letak kota kita (umumnya LS karena sebagian besar kita berada di selatan katulistiwa). Jadi kalau letak kita 1o30”LS maka samadengan 1,5 derajat kita miringkan parabola ke UTARA. Jika sudah pas ini juga dikencangin, karena nanti yg bebas gerak adalah Barat-Timur, setelah arah utara pas dan kemiringan ke katulistiwa pas.

Baut yang kita setel adalah baut (2) pada gambar 1. pada kedaan ini baut (3) kita pasang kira-kira saja yang penting parabola tidak goyang.

3. Mengatur LNB

Sebelum mencari posisi satelit, sudut LNB harus diatur untuk mementukan polaritas LNB. Agar mudah tempatkan tanda NOL pada bagian atas LNB pada posisi ke arah Barat (TEPAT). Pada pengaturan LNB, baut(3) penyangga Barat-Timur dilepas terlebih dahulu. Jangan lupa memasang tutup LNB setelah selesai mengatur sudut LNB.

4. Jika langkah 1,2, dan 3 sudah berjalan dengan benar, pada langkah 4 adalah langkah mencari posisi satelit (disini diasumsikan memasukkan parameter TV atau mengisi nomor transponder pada receiver digital sudah bisa). Baut (3) sebenarnya tempat untuk memasang rotator (jika menggunakan rotator). Pada pencarian satelit baut(3) masih dilepas. Sebagai contoh TVTL berada di satelit telkom 1 (108o) parameternya adalah Frekuansi 03776; symbolrate 08245 ;polarity Horizontal. Setelah parameter diinputkan pada receiver, sebelum menekan OK/SEARCH/CARI , kita perhatikan kekuatan signal. Kalau letak kota saya 115 dan satelit Telkom 108 ,berarti parabola saya miringkan ke barat (115-108) = 7 derajat. Pada posisi sekitar 7 derajat parabola digerakkan pelan-pelan sambil melihat kekuatan sinyal terbesar. YAK… sinyal terbesar dapat ditandai posisinya baru OK. Dapat deh lihat deh Euro.

Kalu sampai lebih 7 derajat gak dapat sinyal ada 3 kemungkinan, seperti pada langkah 1 – 3 .

Dengan memasang tali slink, saya dapat menangkap mulai dari satelit THICOM 2/3 (78,5o) sampai satelit APSAR 1 A (134 o) kalau dihitung Tvnya bisa 200 TV lebih satelit AGILA (146o) gak dapat karena terhalang rumah.. OH ya kalau posisi satelit derajatnya lebih kecil berarti miringnya parabola ke arah Timur. Mudahan berguna. Mudahan ada yang nambahin

Tambahan tentang BUSUR

(gbr. 1) gbr.2

gbr.1 busur dilobangi di titik pusat sudutnya trus diberi benang dan pemberat,pada gambar pemberat yang saya gunakan kunci no.9. kemudian 4 buah segitiga kecil disekitar busur tersebut adalah magnet gunanya untuk menempelkan busur pada bagian bawah disk yang rata. Busur itu saya potong karena yang dipakai hanya 1s/d 8 derajat saja

gbr.2 busur yang dijepit oleh magnet, agar dapat menempel pada disk dan kita gak usah megangi. Namun kalau tidak ada magnet tidak apa, asal mau memegang. dulu saya pernah ambil magnet dari speaker lalu saya lem pada busur tapi sudah hilang karena dipinjam kesana kemari.

kapasitor

Kapasitor

Prinsip dasar dan spesifikasi elektriknya

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

prinsip dasar kapasitor

Kapasitansi

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV …………….(1)

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)

C = nilai kapasitansi dalam F (farads)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)

Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.

Udara vakum k = 1
Aluminium oksida k = 8
Keramik k = 100 - 1000
Gelas k = 8
Polyethylene k = 3

Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.

Tipe Kapasitor

Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical.

Kapasitor Electrostatic

Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya.

Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.

Kapasitor Electrolytic

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Kapasitor Elco

Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.

Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.

Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.

Kapasitor Electrochemical

Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular.

Membaca Kapasitansi

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v.

Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF.

Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.

Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut.

Tegangan Kerja (working voltage)

Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.

Temperatur Kerja

Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor umumnya membuat kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar popular yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table berikut.

Kode karakteristik kapasitor kelas I

Koefisien Suhu

Faktor Pengali Koefisien Suhu

Toleransi Koefisien Suhu

Simbol PPM per Co Simbol Pengali Simbol PPM per Co
C 0.0 0 -1 G +/-30
B 0.3 1 -10 H +/-60
A 0.9 2 -100 J +/-120
M 1.0 3 -1000 K +/-250
P 1.5 4 -10000 L +/-500

ppm = part per million

Kode karakteristik kapasitor kelas II dan III

suhu kerja minimum

suhu kerja maksimum

Toleransi Kapasitansi

Simbol Co Simbol Co Simbol Persen
Z +10 2 +45 A +/- 1.0%
Y -30 4 +65 B +/- 1.5%
X -55 5 +85 C +/- 2.2%
6 +105 D +/- 3.3%
7 +125 E +/- 4.7%
8 +150 F +/- 7.5%
9 +200 P +/- 10.0%
R +/- 15.0%
S +/- 22.0%
T +22% / -33%
U +22% / -56%
V +22% / -82%

Toleransi

Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Tabel diatas menyajikan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf tertentu. Dengan table di atas pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55Co sampai +125Co (lihat tabel kode karakteristik)

Insulation Resistance (IR)

Walaupun bahan dielektrik merupakan bahan yang non-konduktor, namun tetap saja ada arus yang dapat melewatinya. Artinya, bahan dielektrik juga memiliki resistansi. walaupun nilainya sangat besar sekali. Phenomena ini dinamakan arus bocor DCL (DC Leakage Current) dan resistansi dielektrik ini dinamakan Insulation Resistance (IR). Untuk menjelaskan ini, berikut adalah model rangkaian kapasitor.

model kapasitor

C = Capacitance

ESR = Equivalent Series Resistance

L = Inductance

IR = Insulation Resistance

Jika tidak diberi beban, semestinya kapasitor dapat menyimpan muatan selama-lamanya. Namun dari model di atas, diketahui ada resitansi dielektrik IR(Insulation Resistance) yang paralel terhadap kapasitor. Insulation resistance (IR) ini sangat besar (MOhm). Konsekuensinya tentu saja arus bocor (DCL) sangat kecil (uA). Untuk mendapatkan kapasitansi yang besar diperlukan permukaan elektroda yang luas, tetapi ini akan menyebabkan resistansi dielektrik makin kecil. Karena besar IR selalu berbanding terbalik dengan kapasitansi (C), karakteristik resistansi dielektrik ini biasa juga disajikan dengan besaran RC (IR x C) yang satuannya ohm-farads atau megaohm-micro farads.

Dissipation Factor (DF) dan Impedansi (Z)

Dissipation Factor adalah besar persentasi rugi-rugi (losses) kapasitansi jika kapasitor bekerja pada aplikasi frekuensi. Besaran ini menjadi faktor yang diperhitungkan misalnya pada aplikasi motor phasa, rangkaian ballast, tuner dan lain-lain. Dari model rangkaian kapasitor digambarkan adanya resistansi seri (ESR) dan induktansi (L). Pabrik pembuat biasanya meyertakan data DF dalam persen. Rugi-rugi (losses) itu didefenisikan sebagai ESR yang besarnya adalah persentasi dari impedansi kapasitor Xc. Secara matematis di tulis sebagai berikut :

Dari penjelasan di atas dapat dihitung besar total impedansi (Z total) kapasitor adalah :

Karakteristik respons frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi tinggi. Untuk perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal juga satuan faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF.

DIODA

Dioda, Zener dan LED

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik.

Dioda

Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Simbol dan struktur dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

dioda dengan bias maju

Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

dioda dengan bias negatif

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

grafik arus dioda

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

Zener

Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya.

Simbol Zener

Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias).

LED

LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Simbol LED

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.

Aplikasi

Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus (rectifier) power suplai atau konverter AC ke DC. Dipasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga tegangan breakdwon-nya. Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator). Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdwon-nya. Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (zener voltage) lengkap dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya.

LED array

LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet.

ADAPTOR

SMD 08/4/04 Sbr : Sumber Daya Adaptor Perpus 621.381

Adaptor adalah sumber daya listrik searah

Fungsi komponen elektonika dalam adaptor :

1. Tahanan sebagai filter / penyaring

2. Kondensator sbg filter ( elko )

3. Tranformator sbg penurun tegangan ( step down )

4. Diode sbg penyearah arus

5. Transistor sbg stabilisator / pemantap supaya tegangan DC yg dihasilkan tak terpengaruh perubahan arus beban

6. Lampu Pilot sbg lampu kontrol

Adaptor terbagi dlm 5 bag :

Ø Input terdiri dr saklar, dan sekring

Ø Penurun Teg terdiri dr trafo step down

Ø Penyearah terdiri dr empat diode di pasang jembatan

Ø Filter / penyaring terdiri dr 2 kondensator dan 1 tahanan krn arus dr bag penyearah masih bergelombang

Ø Output terdiri dr jack sbg penghub ke psw elektronika

Untuk membuat Adaptor dgn Transistor bahan yg di perlukan :

Trafo 500 mA 1 bh Diode 4 bh Lampu led 1 bh

Saklar on/off Sekering1 A Transistor 2 SB 178

Elko 200mF/25V 100 mF/25V

Tah 200 Ohm , 100 ohm , 1 K ohm

Mengukur Trafo / Kumparan :

Jk jarum tunjuk nol kump hub pendek/ terbakar

Jk jarum tak bergerak kump ada yang putus

Jk jarum tunjuk angka sama dgn 110 pada ukur 220 kump terbakar

Trafo filter

Sbgpenyaring /filter / pemblokir signal frek tinggi yg tak diperlukan

Transistor

Yaitu dr transfer& resistor merubah bahan yg tak dpt hantar listrik jd penghantar atau semi koduktor

Lingkaran / titik/segi empat (terdekat) tanda Kolektor, Posisi di balik segitiga samakaki puncak B, sebelah kiri E dan satunya K. Tanda anak panah Emitor tengah Basis satunya Kolektor, NPN anak panah ke dalam

UKUR TAHANAN

1. Harus tahu nilai tah u / posisi saklar pemilih

2. Jika blm tahu niali R saklar pd posisi 1x kalau gerak sedikit pindah 10x, kalau masih sedikit juga pindah 1k

3. Kalibrasi jarum di 0 ohm ( hrs dilak setiap pengukuran R )

4. Baru ukur R dan jarum akan tnjuk niali R nya

UKUR KONDENSATOR ELEKTROLIT

1. Posisikan Saklar pd ohm 10x

2. Hub kabel + ke kaki +, dan hitam ke negatif

3. Jk jarum diam berarti rusak, dan jk jarum gerak dan kembali lagi ke nol baik

4. Jk jarum gerak tak kembali berarti rsk / bocor

UKUR DIODA

1. Saklar pd 1x

2. Hub merah dg Katoda dan hitam dg Anoda

3. Jk jarum gerak tunjuk harga tertentu berarti baik dan jk jarum diam rusak

4. Hub merah dg anoda dan hitam dg katoda

5. Jk jarum gerak tunjuk harga tertentu berarti rusak dan jk jarum diam baik

UKUR TRANSISTOR

Transistor dibentuk dr 2 dioda yg terdiri dr dioda Emitor-Basis dan Basis Kolektor

E K

PNP B

1. Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti baik dan jk diam rusak

2. Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti baik dan jk diam rusak

3. Hub merah dg Emitor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

4. Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

5. Hub merah dg Emitor dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

6. Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

E K

NPN B

1. Hub merah dg Emitor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti baik dan jk diam rusak

2. Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti baik dan jk diam rusak

3. Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

4. Hub merah dg Basis dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

5. Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik

6. Hub merah dg Emitor dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak dan jk diam baik