Horas.....horas....horas.......!!.... terima kasih atas kunjungannya salam kenal dan kompak selalu..


Senin, 13 April 2009

TRANSISTOR


Karakteristik Input


Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

3.2 Percobaan Karakteristik Input

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus basis Ib sebagai fungsi Vbe (karakteristik input transistor).

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu gunakan transistor NPN kemudian rangkailah seperti pada Gambar 3.1 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.1 Rangkaian percobaan karakteristik input transistor NPN
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ib fungsi Vbe pada layar oscilloscope, dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Grafik Ib fungsi Vbe pada transistor NPN



  • Grafik diatas terlihat seperti grafik dioda biasa, hal ini dikarenakan dioda emitter-basis dibias maju sehingga perubahan arus emitter menurut tegangan emitter ke basis akan serupa dengan karakteristik maju dari dioda hubungan p-n.
  • Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
  • Setelah mengetahui karakteristik input transistor NPN, sekarang gunakan transistor PNP dan rangkailah seperti pada Gambar 3.3 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.3 Rangkaian percobaan karakteristik input transistor PNP
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ib fungsi Vbe yang serupa dengan grafik transistor NPN tetapi arahnya berlawanan.

3.3 Karakteristik Output

Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

3.4 Percobaan Karakteristik Output

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus kolektor Ic sebagai fungsi Vce (karakteristik output)

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu gunakan transistor NPN dan rangkailah seperti pada Gambar 3.4 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.4 Rangkaian percobaan karakteristik output transistor NPN
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ic fungsi Vce pada layar oscilloscope, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Grafik Ic fungsi Vce pada transistor NPN
  • Grafik diatas memiliki daerah yang berbeda dimana kerja transistor berubah. Pertama, terdapat bagian naik diawal kurva. Bagian miring kurva ini disebut dengan daerah saturasi. Pada daerah ini, dioda kolektor tidak memiliki tegangan positif yang cukup untuk mengumpulkan semua elektron bebas yang diinjeksikan ke basis. Pada daerah ini, arus basis Ib lebih besar daripada normalnya dan gain arus ߤc lebih kecil daripada normalnya.
  • Kedua, ada daerah ditengah dimana daerah ini merupakan daerah kerja normal transistor. Pada daerah ini, dioda emitter terbiasmajukan dan dioda kolektor terbiasbalikkan. Lebih lanjut, kolektor mengumpulkan hampir semua elektron yang dikirimkan emitter ke basis. Inilah mengapa perubahan pada tegangan kolektor tidak berpengaruh pada arus kolektor. Daerah ini disebut sebagai daerah aktif. Secara grafis, daerah aktif adalah bagian horizontal dari kurva. Dengan katalain, arus kolektor konstan pada daerah ini.
  • Ada juga daerah operasi lain yang disebut sebagai daerah breakdown. Transistor tidak boleh beroperasi pada daerah ini karena akan rusak. Tidak seperti dioda zener yang teroptimasisasi pada operasi breakdown, transistor tidak dimaksudkan untuk bekerja di daerah breakdown.
  • Setelah mengetahui karakteristik output transistor NPN, sekarang gunakan transistor PNP dan rangkailah seperti pada Gambar 3.6 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.6 Rangkaian percobaan karakteristik output transistor PNP
  • Setelah diberi sumber tegangan maka akan terbentuk grafik Ic fungsi Vce yang serupa dengan grafik transistor NPN tetapi arahnya berlawanan.

3.5 Karakteristik Transfer Transistor

Parameter ߠdari transistor merupakan perolehan arus maksimum yang dapat diperoleh kalau transistor bekerja dalam ragam umum emitter (CE). Beta dc (disimbolkan ߤc) sebuah transistor didefinisikan sebagai rasio arus kolektor dc dengan arus basis dc. Beta dc juga dikenal sebagai gain arus karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan arus kolektor yang jauh lebih besar.

3.6 Percobaan Karakteristik Transfer Transistor

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur arus kolektor Ic sebagai fungsi Ib (karakteristik transfer transistor).

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3.7 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.7 Rangakaian karakteristik transfer transistor
  • Saat sumber tegangan di berikan pada rangkaian tersebut kondisi transistor pada saat itu belum aktif, hal ini disebabkan transistor belum terpicu.
  • Setelah diberi sumber tegangan, untuk mengaktifkan transistor dilakukan pemicuan dengan mengatur potensiometer sampai didapatkan arus Ic.
  • Kemudian ukurlah arus Ic dengan mengubah-ubah arus basisnya (Ib). Arus Ib diubah-ubah dengan potensiometer.

3.7 Transistor sebagai saklar

Bias basis berguna didalam rangkaian-rangkaian digital karena rangkaian tersebut biasanya dirancang untuk beroperasi didaerah jenuh dan cutoff. Oleh sebab itu, mereka memiliki tegangan keluaran rendah ataupun tegangan keluran tinggi. Rangkaian digital sering dinamakan rangkaian saklar karena titik Q berubah diantara dua titik pada garis beban yaitu daerah jenuh dan cutoff.

3.8 Percobaan Transistor sebagai saklar

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengaplikasikan transistor sebagai saklar.

Dari tujuan percobaan diatas, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Langkah pertama yaitu merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3.8 dimana sumber tegangan diberikan setelah rangkaian selesai.

Gambar 3.8 Rangkaian percobaan transistor sebagai saklar
  • Saat sumber tegangan di berikan pada rangkaian tersebut kondisi transistor pada saat itu belum aktif, hal ini disebabkan transistor belum terpicu. Transistor belum terpicu karena saklar off sehingga tidak ada arus yang mengalir (transistor dalam keadaan cut off).
  • Untuk mengaktifkan transistor, dilakukan pemicuan dengan menggunakan saklar sehingga lampu akan menyala. Pada saat saklar on maka akan ada arus yang mengalir ke basis yang kemudian akan dikuatkan oleh transistor sehingga dapat menyalakan lampu.

Transistor

Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus.

Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol :

Transistor memiliki 3 kaki, yakni: Basis ( B ), Collector ( C ) dan Emitor ( E ).

Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatif. Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor.

Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor.

A = Germanium B = Silicon C = Arsenida Galium D = Antimonida Indium R = Sulfida Cadmium

Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika.

A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.

B = dioda kapasitas variable

C = transistor frekuensi renadah

D = transistor daya frekuensi rendah

E = dioda terobosan

F = transistor frekuensi radio, bukan daya

G = macam ragam keperluan ( multiperpose )

L = transistor daya frekuensi rendah

N = kopling foto

P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto

Q = generator radiasi seperti LED

R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC

S = transistor sakalr daya rendah

T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC

U = transistor saklar daya tinggi

X = dioda pengganda

Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)

Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )

Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.

Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :

1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB , 2SC.

Secara phisik bentuk sebuah transistor seperti gambar di bawah ini :

Dalam rangkaian elektronika transistor banyak digunakan sebagai penguat , penyearah, pencampur, oscillator, saklar elektronik dll.

  • Sebagai penguat transistor digunakan untuk menguatkan tegangan, arus serta daya, baik bagi arus bolak – balik maupun searah.
  • Sebagai penyearah, transistor digunakan untuk mengubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah.
  • Sebagai pencampur, transistor digunakan untuk mencampur dua macam tegangan bolak – balik atau lebih yang mempunyai frekuensi berbeda.
  • Sebagai oscillator,transistor digunakan untuk membangkitkan getaran – getran listrik.
  • Sebagai saklar elektronik, transistor digunakan untuk menyambung putuskan rangkaian elektronika.

Pengujian Transistor

Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yakni jenis NPN dan jenis PNP.

Berikut ini diberikan table tentang hasil pengujian transistor yang dinyatakan baik.

Adapun langkah – langkah pengujian transistror NPN adalah :

  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik.
  • Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka transistor dinyatakan rusak
  • Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ), sedang kaki Emiter ( E ) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan bocor.

Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula.

Langkah – langkah pengujian transistor PNP

  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ).
  • Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak / putus.
  • Kemudian jika pengujian dibalik yakni colok hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E ) dan Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak, transistor dinyatakan rusak.
  • Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.
  • Rapikan kembali perlengkapan pengujian

Pengujian diatas berlaku bagi transistor yang terbuat dari bahan Germanium maupun bahan Silicon.

Jika transistor terbuat dari bahan Germanium maka saklar jangkah ukur diarahkan pada posisi x 10. Namun jika terbuat dari bahan Silicon, saklar jangkah diarahkan keposisi x 1K.

Menentukan jenis transistor silicon atau germanium

  • Tempatkan ohm meter pada posisi X1K
  • Ukur antara kaki kolektor dan emitor, jika jarum penunjuk bergerak arah bolak – balik artinya transistor germanium ( Ge ) namun jika tidak bergerak artinya transistor silikon ( Si ).

Menentukan transistor germanium ( Ge )

Menentukan transistor silicon ( Si )

Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor:

  • Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik.
  • Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor.
  • Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.

Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah:

  • Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan pad rangkaian.
  • Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksimal kemampuannya. Bagi transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C sedang transistor Silicon suhu maksimal mencapai ± 1500C.
  • Kesalahan pengukuran.
  • Pemasangan yang salah pada rangkaian.

Panduan Dasar Menjadi “Montir” RADIO-TAPE/TV/Monitor/VCD/DVD

Helo pengunjung setia situs saya, pada tutorial ini, saya ingin membuka wawasan Anda bahwa jika Anda tertarik untuk menjadi montir, sangatlah mudah, jika Anda berminat untuk mengisi waktu kosong atau memberdayakan generasi muda yang sedangnganggurdi lingkungan Anda.”

Yang dibutuhkan untuk menjadi montir tidak terlalu mahal, yaitu:

  • Solder kualitas baik, kalau bisa yang berbentuk tembakan dan tatakannya
  • Penyedot timah kualitas baik,biasanya yang panjang
  • Timah solder kualitas baik, misal merek pancing
  • Multitester analog/digital

  • Beberapa buku elektronika dasar dan digital/reparasi
  • Komponen-komponen utama seperti resistor 1/4W hingga 10W, kapasitor tegangan tinggi, transistor penguat standar buat monitor/TV, IC-IC amplifier, transistor standar. Kalau ada dana lebih, anda koleksi komponen total sekitar 1 jt juga ok, buat stok.
  • Kesabaran dan hoby. Daripada Anda bawa ke tukang montir bayar 75-300rb, mending anda coba perbaiki sendiri dulu, bener gak Coy.

PRINSIP MEMPERBAIKI PERANGKAT ELEKTRONIKA

    1. Mencari tahu kerusakan pada fuse/catu daya, transistor, resistor, ic atau kapasitor dengan cara mengukurnya
    2. Mengganti komponen yang rusak tersebut.
    3. Mentuning/mengetes atau mengoptimalkan hasil (misal memutar trimpot, fokus pada flyback dll)

MENGUKUR komponen

Untuk mengukur nilai resistansi resistor :

  1. Tempelkan 2 buah pin multitester ke kedua kaki resistor, baik yang belum disolder di PCB ataupun yang telah disolder di PCB.
  2. lihat nilai yang ditunjukkan pada multitester
  3. jika multitetester menunjukkan nilai yang sangat besar sekali, kemungkinan besar resistor putus. Umunya resistor putus pada resistor daya tinggi 2-15W. Untuk memastikan keakuratan nilai resistor, resistor yang terpasang di PCB dapat anda copot terlebih dahulu.

Jika terdapat penyimpangan pengukuran > 20 %, sudah layaknya resistor tersebut diganti dengan yang baru.

Mengukur Kapasitor

Untuk mengukur kapasitor, anda cukup lakukan hal berikut :

  1. Hubungkan kedua pin + multitester ke anoda kapasitor, dan pin – ke katoda kapasitor
  2. ubah dengan cepat susunan pin multitester tersebut, jika multitester menunjukkan nilai tertentu dan berubah secara perlahan (menurun), berarti kapasitor berada dalam keadaan bagus.

Mengukur Dioda

Untuk mengukur dioda anda cukup menghubungkan kedua pin multitester dengan kaki dioda tersebut jika dibolak balik menunjukkan nilai yang berbeda maka dioda dalam keadaan bagus, jika dioda menunjukkan nilai yang sangat besar atau sangat kecil besar kemungkinan dioda putus atau short yang harus segera diganti.

Mengukur Transistor

Untuk mengukur transistor, cukup kita pahami konsep mengenai anoda dan katoda pada dioda, jika transistor yang diukur menunjukkan nilai perlawanan yang sangat besar sekali, maka transistor tersebut dapat dianggap open/putus, jika transistor menunjukkan nilai yang sangat kecil besar kemungkiann transistor short/jebol. Biasanya yang dijadikan sumber referensi ialah pin Basis, dimana hasil pengukuran antara pin Basis - Collector atau Basis - Emitor haruslah sama. Anda juga dapat menguji transistor standar dengan melihat hFE yang dipasang pada multimeter digital, kalau nilainya masih masuk akal ( 100-500) maka tuh transistor masih hidup.

Mengukur Transformator

Transformator berfungsi mengubah besar tegangan sumber listrik menjadi tegangan yang dinginkan. Contoh, tegangan 220V AC dapat diturunkan menjadi hanya 15AC menggunakan transformator step down. Tegangan yang telah diturnkan ini selanjutnya disearahkan dan diratakan menggunakan dioda dan kapasitor. Untuk mengecek apakah transformator masih berfungsi dengan baik, anda ukur tegangan AC di keluaran trafo tersebut, jika besarannya mendekati dengan yang tertulis di badan trafo, berarti trafo masih bekerja dengan baik.

Berikut langkah singkat tepat menjadi montir:

  1. Montir Radio-Tape

Biasanya radio itu rusak cuma masalah di power supply atau kerusakan beberapa IC, transistor atau resistor doang. Sedang tapenya paling rusak di mekanik ama ic-ic penting, lain dari itu jarang, paling potensiometer audionya udah aus(bunyi kresek-kresek bener kan J).

Nah langkahnya:

  1. Cek power supplynya dulu, fuse jebol gak, keluaran trafo ada gak, keluaranya dioda penyearah ada gak, kalau gak ada coba komponen yang berhubungan di ganti, misal ganti fuse, trafo, ganti dioda, ganti regulator seperti 7812 atau lainnya.
  2. Kalau udah bener trafo, cek, keluaran radio/tape ada gak, kalau gak ada, coba cek keluaran dari radio apakah ada keluaran suara yang kecil, dengan cara menghunungkan input spekaer ke output rangkaian tersebut (sebelum ke ampli), kalau ada cek ampifiernya paling ic /transistor/resistornya rusak. Cara ngecek ic amplifiernya, tempelkan jari di input ampli tersebut, kalau bunyi gemuruh dengung berarti amplinya masih bagus.
  3. Kalau amplinya bagus, tapi radionya mati suri, segera cek rangkaian receivernya, coba cek ic receivernya, biasanya tipe LA untuk FM dan MW, coba aja ganti, makannya anda harus punya stok ic standar FM/MW, kalau diganti gak ngaruh, coba ke penguat menengahnya mana tau ada yang rusak hingga ke keluaran rangkaian untuk masuk ke bagian input amplifier. Kalau radio MW, puter puter tuh spul yang berwarna merah kuning hijau dilangit yang biru, mana tau ada penguatan sinyal. Mungkin juga ada resistor atau kapasitor yang berubah nilainya atau kering, atau ada transistor yang rusak. Koleksi aja berbagai tipe transistor gak mahal kok, paling C945, atau 9013/9014 yah seperti tipe itulah.
  4. Kalau tape, bersihkan dulu roda, pastikan karentnya masih bagus, biasanya mekaniknya ngadat berdebu, kalau memang harus diganti, ganti aja, banyak kok mekanik tape dijual, kalau headnya udah jelek, ganti aja, biar suaranya mendesah lagi.
  5. Kalau anda ada radio tape yang bisa dikerjain, coba aja, diukur tegangan masing masing kompoen pada saat masih bagus, lalu anda rusakin komponennya/dicopot(misal IC, atau transistor atau dioda), lalu anda ukur dan amati kerusakan, jadi belajar dari hasil pengamatan.

  1. Montir TV
  1. Sama dimana-mana, kalau mau cek barang, cek dulu power supplynya, apakah masih hidup atau udah mati, mudah-mudahan mati, jadi memperbaikinya gampang J, terus dapat duitnya cepet.
  2. Hubung singkatkan terminal + dan – kapasitor catudaya (biasanya berbentuk tabung dengan ukuran paling besar diantara kapasitor lainnya dengan ukuran >=150uF uF /400V. Ini akan menyebakan sedikit letupan yang mengejutkan. JIka anda tidak berani, maka hubung singkatkan menggunakan resistor 100 ohm/5 W. Maka letupan tsb tidak akan terdengar.

Oval:      + Capasitor       -

Resistor 100 ohm/5W

Menghubung singkatkan kapasitor

3. Jika telah dihubungsingkatkan, maka anda lebih aman didalam memegang komponen monitor (bukan flyback seperti stetoskop). LIhat apakah ada komponen yang hangus seperti dioda,resistor, transistor, kapasitor yang meletus dsb. Jika ada segera ganti dengan yang baru.

4. Ukur komponenkomponen penting seperti transistor daya, resistor %W (berwarna putih biasanya) serta kapasitor, apakah ada yang rusak, jika ada segera ganti.

5. Hidupkan monitor, jika ternyata tiba-tiba listrik rumah turun (konslet), berarti terjadi short pada rangkaian dioda/transistor/kapasitor atau komponen penting lainnya seperti flyback. Temukan kerusakannya lalu segera ganti

6. JIka monitor tidak ada masalah, coba ukur apakah ada tegangan di input catu daya sebesar 220 V, periksa apakah sekering putus atau tidak. Jika tidak, coba ukur tegangan di output catu daya, apakah ada tegangan yang normal. Biasanya sering terjadi dioda penyearah yang putus atau short. Contohnya MOSFET 2SK727, dioda bridge 4 kali dan dioda BY 52/56.

7. JIka keluaran catu daya normal, periksa bagian berikutnya, yaitu bagian penguat video dan penguat vertical. Biasanya jika gambar hanya garis lurus saja atau padam, terjadi perusakan pada IC vertical seperti TDA 1170.

8. Jika semua normal, tetapi tidak ada tampilan di monitor, cek tegangan di transistor flyback seperti C4769, biasanya jebol atau short. Pada monitor tertentu ditandakan dengan bunyi tertentu.

9. Jika gambar tampil, namu warna tidak normal, besar kemungkinan penguat RGB yang menggunakan transistor jebol, dapat anda ganti dengan yang baru. Jika gambar tidak tampil, dapat dicurigai IC RGB seperti LM 1203N rusak.

10. Jika monitor hidup normal, namun dalam beberapa menit kemudian mati perlahan, coba ganti kapasitor tegangan tinggi dengan ukuran sekitar 100uF -1N /2KV yang berada disekitar flyback.

11. Untuk membuat gambar lebih fokus, putar fokus di flyback, jika ingin memperkuat .

12. Kalau anda ingin praktek langsung, coba beli tv Cina yang murah yang harganya 500rb, diukur tegangan komponennya, lalu coba rusakkan/copot komponennya dan amati tegangannya dan efek dari rusaknya komponen tsb.

13. IC –IC keluaran SONY dan TOSHIBA banyak stoknya, pesan aja ke saya. Kalau TV /Monitor Anda merek LG atau SAMSUNG atau AKARI atau selevel itulah, banyak IC-Icnya di toko, ic kelas menengah gak mahal. Koleksilah IC tipe LM, TDA, atau LA.

  1. Montir VCD/DVD
  1. Trafo VCD biasanya murahan, so cek dulu power supplynya masih bagus gak.
  2. Gak banyak yang bisa dikutak katik di VCD/DVD. VCD/DVD itu paling biasa sensor optiknya udah kotor sehingga susah baca cd Anda, pertama pastikan anda bersihkan dengan bahan yang lembut seperti kapas, jangan sampai tergores, kasih cairan seperti alkohol bolehlah.
  3. Kalau masih kagak detect juga, coba putar potensio di deket optic tsb, kalau gak mau juga, kayaknya tuh optic harus diganti, mending anda cari aja sensornya, gak mahal kok, harganya gak jauh beda dengan 1 buah vcd player.
  4. Kalau Anda cek ternyata MPEGNya yang rusak, anda ada peluang mengganti mpeg baru, coba aja cari, di glodok banyak.

Inga’ Inga’ ! Hanya dengan praktek langsung dan memperbanyak pengalaman Anda akan menjadi mahir elektronika.

neh gue posting dari negeri tetangga........siapa tau bermamfaat.