Kapasitor
 Prinsip dasar dan  spesifikasi elektriknya
  
 Kapasitor  adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah  kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan  dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,  keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan  listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)  metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung  metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup  negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,  karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan"  selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena  kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif  di awan.   
   
 
 prinsip dasar kapasitor
 Kapasitansi
 Kapasitansi didefenisikan  sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron.  Coulombs pada abad 18  menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018  elektron. Kemudian Michael Faraday  membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan  memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat  muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : 
 Q = CV  …………….(1)   
 Q = muatan  elektron dalam C (coulombs)
 C = nilai  kapasitansi dalam F (farads) 
 V = besar  tegangan dalam  V (volt) 
 Dalam praktek pembuatan  kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A),  jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan  dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut : 
  C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2) 
  
 Berikut adalah tabel contoh  konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
                   | Udara vakum |        k = 1 |      
            | Aluminium oksida |        k = 8 |      
            | Keramik |        k = 100 - 1000 |      
            | Gelas |        k = 8 |      
            | Polyethylene |        k = 3 |      
   
      Untuk rangkain elektronik  praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di  pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9  F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan   penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya  0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan  100pF. 
     
 Tipe Kapasitor
 Kapasitor terdiri dari  beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat  dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan  electrochemical.   
  Kapasitor Electrostatic  
 Kapasitor electrostatic  adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan  bahan dielektrik dari keramik,  film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk  membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia  dari besaran pF sampai  beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan  frekuensi tinggi. Termasuk kelompok  bahan dielektrik film adalah bahan-bahan  material seperti  polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan  sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan  lainnya. 
 Mylar, MKM, MKT adalah  beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan  dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
 Kapasitor  Electrolytic 
 Kelompok kapasitor  electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah  lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah  kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat  memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa  sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. 
 Telah lama diketahui  beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium,  zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk  lapisan  metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui   proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang  dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif  (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada  larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya,  jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3)  pada permukaannya.  
  
  
 Kapasitor Elco
  
 Dengan demikian  berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda)  membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari  rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal  dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian  dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. 
 Karena alasan ekonomis dan  praktis, umumnya  bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan  tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan  permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga  dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai  contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.   
  
 Bahan electrolyte pada  kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte  padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda  negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian  kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih  ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya  (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor  yang sangat kecil  Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi  relatif mahal. 
  
 Kapasitor  Electrochemical
 Satu jenis kapasitor lain  adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan  accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena  memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat  kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan  kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil  elektrik dan telepon selular.  
  
 Membaca Kapasitansi
 Pada kapasitor yang  berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas.  Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor  elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. 
 Kapasitor  yang ukuran  fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka  saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka  kapasitansi kapasitor tersebut adalah  47 pF.  
 Jika ada 3 digit, angka  pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor  pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2  = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik  tertulis 104, maka  kapasitansinya  adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF.  Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah  22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. 
 Selain dari kapasitansi   ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Biasanya  spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet.  Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut. 
   
 Tegangan Kerja (working  voltage) 
 Tegangan kerja adalah  tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan  baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak  karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa  diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar  bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC. 
  
 Temperatur Kerja 
 Kapasitor masih memenuhi   spesifikasinya jika bekerja pada suhu  yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor  umumnya membuat kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar   popular yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable),  X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose).  Secara lengkap  kode-kode tersebut disajikan pada table berikut.   
 Kode  karakteristik kapasitor kelas I 
                   |                Koefisien Suhu  |                Faktor        Pengali Koefisien Suhu   |                 Toleransi        Koefisien Suhu   |      
            |        Simbol  |               PPM per Co  |               Simbol  |               Pengali  |               Simbol  |               PPM per Co  |      
            |        C   |               0.0    |               0  |               -1    |               G    |               +/-30  |      
            |        B |               0.3    |               1 |               -10    |               H    |               +/-60  |      
            |        A  |               0.9    |               2 |               -100    |               J  |               +/-120  |      
            |        M  |               1.0    |               3 |               -1000    |               K  |               +/-250  |      
            |        P  |               1.5    |               4 |               -10000    |               L  |               +/-500  |      
   
      ppm = part per million
  
 Kode  karakteristik kapasitor kelas II dan III 
                   |                 suhu kerja minimum  |                suhu        kerja maksimum  |                       Toleransi Kapasitansi  |      
            |        Simbol    |               Co    |               Simbol    |               Co  |               Simbol   |               Persen  |      
            |        Z    |               +10    |               2    |               +45    |               A  |               +/- 1.0%    |      
            |        Y    |               -30    |               4    |               +65    |               B |               +/- 1.5%    |      
            |        X    |               -55    |               5    |               +85    |               C |               +/- 2.2%    |      
            |   |          |               6    |               +105    |               D |               +/- 3.3%    |      
            |   |          |               7  |               +125    |               E |               +/- 4.7%  |      
            |   |          |               8    |               +150    |               F |               +/- 7.5%  |      
            |   |          |               9    |               +200    |               P |               +/- 10.0%  |      
            |   |          |          |          |               R |               +/- 15.0%    |      
            |   |          |          |          |               S |               +/- 22.0%    |      
            |   |          |          |          |               T |               +22% / -33%  |      
            |   |          |          |          |               U |               +22% / -56%    |      
            |   |          |          |          |               V |               +22% / -82%  |      
   
       
 Toleransi 
 Seperti komponen lainnya,  besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Tabel diatas menyajikan nilai  toleransi dengan kode-kode angka atau huruf  tertentu. Dengan table di atas  pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera  menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka  kapasitasinya adalah 100nF dengan toleransi  +/-15%. Sekaligus dikethaui juga  bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara  -55Co sampai  +125Co (lihat tabel kode karakteristik)
 Insulation Resistance (IR) 
 Walaupun bahan dielektrik  merupakan bahan yang non-konduktor, namun tetap saja ada arus yang dapat  melewatinya. Artinya, bahan dielektrik juga memiliki resistansi. walaupun  nilainya sangat besar sekali. Phenomena ini dinamakan arus bocor DCL (DC Leakage  Current) dan resistansi dielektrik ini dinamakan Insulation Resistance (IR).  Untuk menjelaskan ini, berikut adalah  model rangkaian kapasitor.   
  
   
 
 model kapasitor 
  C  = Capacitance  
  ESR = Equivalent  Series Resistance 
  L = Inductance  
  IR = Insulation  Resistance 
  
 Jika tidak diberi  beban, semestinya kapasitor dapat menyimpan muatan selama-lamanya. Namun dari  model di atas, diketahui ada resitansi dielektrik IR(Insulation Resistance) yang  paralel terhadap kapasitor. Insulation resistance (IR) ini sangat besar (MOhm).  Konsekuensinya tentu saja arus bocor (DCL) sangat kecil (uA).  Untuk  mendapatkan kapasitansi yang besar diperlukan permukaan elektroda yang luas,  tetapi ini akan menyebabkan resistansi dielektrik makin kecil. Karena besar IR  selalu berbanding terbalik dengan kapasitansi (C), karakteristik resistansi  dielektrik ini biasa juga disajikan dengan besaran RC (IR x C) yang satuannya  ohm-farads atau megaohm-micro farads.
   
 Dissipation Factor  (DF) dan Impedansi (Z) 
 Dissipation Factor adalah  besar persentasi rugi-rugi (losses) kapasitansi jika kapasitor bekerja  pada aplikasi frekuensi. Besaran ini menjadi faktor yang diperhitungkan misalnya  pada aplikasi motor phasa, rangkaian ballast, tuner dan lain-lain.  Dari model rangkaian kapasitor digambarkan adanya resistansi seri (ESR) dan  induktansi (L).  Pabrik pembuat biasanya meyertakan data DF dalam persen.  Rugi-rugi (losses) itu didefenisikan sebagai ESR yang besarnya adalah  persentasi dari impedansi kapasitor Xc. Secara matematis di tulis  sebagai berikut : 
  
  
 
  
 Dari penjelasan di atas  dapat dihitung besar total impedansi (Z total) kapasitor adalah : 
  
 
   
 Karakteristik respons  frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada  frekuensi tinggi.  Untuk perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal juga  satuan faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF.
 DIODA
 Dioda, Zener dan LED
 Dioda termasuk  komponen elektronika  yang terbuat dari bahan semikonduktor.  Beranjak dari  penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik.
 Dioda
 Dioda memiliki fungsi yang  unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak  lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor  dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian  arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
  
 Simbol dan struktur dioda
 Gambar ilustrasi di atas  menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi  (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron.  Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang  siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron  yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata  memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari  sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P.  Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole  pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P  menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi  aliran listrik dari sisi P ke sisi N.   
  
 
 dioda dengan bias maju 
 Sebalikya apakah yang  terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan  bias negatif (reverse  bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari  sisi P.
  
 dioda dengan bias negatif
 Tentu jawabanya adalah  tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N  maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik  ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer)  semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
 Demikianlah sekelumit  bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan  bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta  diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi  konduksi. Ini disebabkan karena  adanya dinding deplesi (deplesion layer).  Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7  volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan  Germanium. 
  
 grafik arus dioda
 Sebaliknya untuk bias  negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai  beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda  tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi. 
 Zener
 Phenomena tegangan  breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang  dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener,  melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih  banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda  bisa makin  cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada  tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan  volt. Di datasheet ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5  volt dan sebagainya.
  
  
 Simbol Zener
 Ini adalah karakteristik  zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya berguna  pada bias negatif (reverse bias). 
 LED
 LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi  cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama  dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang  sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED  dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi  cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan  phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda  pula.
  
 Simbol LED
 Pada saat ini warna-warna  cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna  biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan  menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu  diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing)  LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. 
 Aplikasi
 Dioda banyak diaplikasikan  pada rangkaian penyerah arus (rectifier) power suplai atau konverter AC  ke DC. Dipasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007 dan lain-lain.  Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga tegangan  breakdwon-nya.   Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage  regulator). Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung  dari tegangan breakdwon-nya. Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini  disebut Vz (zener voltage) lengkap dengan toleransinya, dan juga  kemampuan dissipasi daya.

LED array
 LED sering dipakai sebagai  indikator yang  masing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala,  padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array)  bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment  atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka  numerik dan alphabet.  
  
  ADAPTOR
  SMD  08/4/04  Sbr : Sumber Daya Adaptor Perpus 621.381
   
   Adaptor  adalah sumber daya listrik searah
  Fungsi komponen elektonika dalam adaptor :
  1.        Tahanan  sebagai filter / penyaring
  2.        Kondensator  sbg  filter ( elko )
  3.        Tranformator  sbg  penurun tegangan ( step down )
  4.        Diode  sbg  penyearah arus
  5.        Transistor  sbg stabilisator / pemantap supaya tegangan DC yg dihasilkan tak terpengaruh  perubahan arus beban
  6.        Lampu Pilot  sbg  lampu kontrol                 
  Adaptor terbagi dlm 5 bag :
   Ø       Input  terdiri dr saklar, dan sekring
   Ø       Penurun Teg   terdiri dr trafo step down
   Ø       Penyearah  terdiri dr  empat diode di pasang jembatan
   Ø       Filter / penyaring  terdiri dr  2 kondensator dan 1 tahanan  krn arus dr bag penyearah masih  bergelombang
   Ø       Output   terdiri dr jack sbg penghub ke psw elektronika
   
  Untuk membuat Adaptor dgn Transistor   bahan yg di perlukan :
  Trafo 500 mA 1 bh                               Diode  4 bh                             Lampu led 1 bh
   Saklar on/off                                         Sekering1  A                          Transistor 2 SB 178
   Elko 200mF/25V                    100 mF/25V
  Tah 200 Ohm ,                                       100 ohm ,                                1 K ohm                                                  
   
  Mengukur Trafo / Kumparan :
  Jk jarum tunjuk nol kump hub pendek/ terbakar
  Jk jarum tak bergerak kump ada yang putus
  Jk jarum tunjuk angka sama dgn 110  pada ukur 220 kump terbakar
   Trafo filter
  Sbgpenyaring /filter / pemblokir signal frek tinggi yg tak  diperlukan
   
  Transistor
  Yaitu dr transfer& resistor merubah bahan yg tak dpt hantar   listrik jd penghantar atau semi koduktor
  Lingkaran / titik/segi empat (terdekat) tanda Kolektor, Posisi di  balik segitiga samakaki puncak B, sebelah kiri E dan satunya K.  Tanda anak  panah Emitor tengah Basis  satunya Kolektor, NPN anak  panah ke dalam
  
   UKUR TAHANAN
  1.        Harus tahu nilai tah u / posisi saklar pemilih
  2.        Jika blm tahu niali R saklar pd posisi 1x kalau gerak sedikit pindah 10x,  kalau masih sedikit juga pindah 1k
  3.        Kalibrasi jarum di 0 ohm ( hrs dilak setiap pengukuran R )
  4.        Baru ukur R dan jarum akan tnjuk niali R nya
  
  UKUR KONDENSATOR ELEKTROLIT
  1.        Posisikan  Saklar pd ohm 10x
  2.        Hub kabel + ke kaki +, dan hitam ke negatif
  3.        Jk jarum diam berarti rusak, dan jk jarum gerak dan kembali lagi ke nol  baik
  4.        Jk jarum gerak tak kembali berarti rsk / bocor
  
   UKUR DIODA
  1.        Saklar pd 1x
  2.        Hub merah dg Katoda dan hitam dg Anoda
  3.        Jk jarum gerak tunjuk harga tertentu berarti baik dan jk jarum diam rusak
  4.        Hub merah dg anoda dan hitam dg katoda
  5.        Jk jarum gerak tunjuk harga tertentu berarti rusak dan jk jarum diam baik
   
  UKUR TRANSISTOR
  Transistor dibentuk dr 2 dioda yg terdiri dr dioda  Emitor-Basis dan Basis Kolektor
   
                            E                                             K
  PNP                                           B
  1.        Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti baik dan jk  diam rusak
  2.        Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti baik dan jk  diam rusak
  3.        Hub merah dg Emitor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti rusak dan  jk diam baik
  4.        Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak  dan jk diam baik  
  5.        Hub merah dg Emitor dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak  dan jk diam baik
  6.        Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak  dan jk diam baik
   
                          E                                       K
  NPN                                       B
  1.        Hub merah dg Emitor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti baik dan jk  diam rusak
  2.        Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Basis jk jarum gerak berarti baik dan  jk diam rusak
  3.        Hub merah dg Basis dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak dan  jk diam baik
  4.        Hub merah dg Basis dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak dan  jk diam baik
  5.        Hub merah dg Kolektor dan hitam dg Emitor jk jarum gerak berarti rusak  dan jk diam baik
  6.        Hub merah dg Emitor dan hitam dg Kolektor jk jarum gerak berarti rusak  dan jk diam baik