Minggu, 10 Mei 2009

Budidaya Ikan Mas ( Cyprinus carpio L )


Budidaya Ikan Mas ( Cyprinus carpio L ) May 11, '09 9:44 AM
for everyone


1. SEJARAH SINGKAT

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

2. SENTRA PERIKANAN

Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta

3. JENIS

Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas: Actinopterygii
Bangsa: Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:

1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.

4. MANFAAT

1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.

5. PERSYARATAN LOKASI

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kolam

Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

1. Kolam pemeliharaan induk

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

2. Kolam pemijahan

Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

3. Kolam pendederan

Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

2. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
2. Pembibitan

1. Pemilihan Bibit dan Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

1. Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

2. Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2. Sistim Pembenihan/Pemijahan

Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu

Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

Cara Sunda:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;
3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

Cara Cimindi:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara Rancapaku:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
2. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
4. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara Sumatera:
1. luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara Dubish:
1. luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara Hofer:
1. sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

3. Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
2. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
3. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
4. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
5. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
2. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
3. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
4. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.

3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1. Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
3. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

2. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

1. Bebeasan (Notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

2. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.

4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

7. Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

8. Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.

2. Penyakit

1. Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

2. Bengkak insang dan badan (Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.

3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan Girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.

Pengendalian:
1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;
2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.

4. Kutu ikan (Argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian:
1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

5. Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

6. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

7. Bakteri Psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

8. Bakteri Aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.

2. Cara Perhitungan
Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
1. Penghitungan dengan sendok.
2. Penghitungan dengan mangkok.
3. Pembersihan

Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang
telah disiapkan.

4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:

1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).

2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.

3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.

4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.

Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
1. Biaya produksi
1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- = Rp. 100.000,-
3. Pakan
Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- = Rp. 225.000,-
Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- = Rp. 95.000,-
Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- = Rp. 75.000,-
Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- = Rp. 140.000,-
Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- = Rp. 280.000,-
Obat-oabatan Rp. 10.000,-
4. Peralatan Rp. 50.000,-
5. Lain-lain Rp. 150.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-

2. Pendapatan
1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- = Rp. 400.000,-
2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- = Rp. 750.000,-
3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- = Rp. 2.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-
3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- --> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-
4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39

2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

11. DAFTAR PUSTAKA
1. DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990 hal. 2
2. GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988 hal. 5
3. RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 1991 hal. 5
4. RUKMANA, Rahmat. 1992. Prospek Usaha Ikan Mas Menggiurkan Dan Menguntungkan dalam Suara Karya. 18 Februari 1992 hal. 7
5. SANTOSO, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.
6. SUMANTADINATA, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
7. SUSENO, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sumber : Ipteknet: Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS

budidaya ikan lele




Usaha yang penulis ceritakan berikut boleh kalau mau dijadikan sambilan nambah penghasilan; atau mau dijadikan sebagai sekedar hobbies juga boleh. Kali ini tidak ada hubungan dengan teknologi canggih sedikitpun. Modal yang dibutuhkan juga kecil koq, 300-500 ribu an perak. Tapi syaratnya punya tanah/lahan yang kosong agak cukup luas, yaaa minimal 3 x 6 meter. Ini berdasarkan pengalaman pribadi (tinggal nunggu panen, nih) Ayo, coba ukur tanah samping/belakang rumahmu. :)

Usaha yang akan kita coba geluti adalah beternak ikan lele. Ikan ini cukup banyak penggemarnya di masyarakat (coba saja lihat warung-warung pecel lele Surabaya tuh, ramai terus kan). Nah modal awal, kita coba buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30an cm, tanah galian urug-kan ke sekitar pinggir calon kolam. Terus beli terpal plastik yang banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan (yang lebih mahal juga ada), tapi ini kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. Isilah dengan air jernih, biarkan selama 2-3 malam (jangan langsung ditaburi benih). Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai, ganggang air, kangkung, dsb.
Berikutnya, tinggal beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukp besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor. Bikin saja tulisan di depan rumah "JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH" (hehehe). .... Bagaimana, asyiik kan?
Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa. Pakai terpal plastik juga (hemat biaya pasir dan semen, serta ongkos tukang .... ).
Jangan lupa, perdalam ilmu memelihara ikan dengan menggali ilmu dari buku-buku di toko buku. Kisah di atas berdasarkan pengalaman sendiri .... (doakan panen nya berhasil ya)
Selamat mencoba! (kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke atas kolam, lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan) ..... :)

http://www.disnak.jawatengah.go.id/img/peternakan/180px-Sembilang.jpg
Lele atau ikan keli (Inggris: catfish "ikan kucing"), adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.

Nama-nama lele di Nusantara

Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia).

Sedang di negara Inggris dikenal dengan nama catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.

http://www.disnak.jawatengah.go.id/img/peternakan/800px-Clarias_060408_4776_tdp_ed.jpg

Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.

Habitat

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
http://www.disnak.jawatengah.go.id/img/peternakan/800px-Clarias_batra_060702_2571_jtgno_ed_resize.jpg


Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan.

Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang berasal dari Afrika.

Budidaya Lele

Untuk membudidayakan ikan lele, Anda bisa mempersiapkan kolam pemeliharaan. Kemudian, Anda membeli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa, harganya sekitar 100-150 rupiah per ekor. Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele. Beli pakan ikan (pelet) lembut, sekitar 5000 rupiah per kg. Sebulan mungkin menghabiskan sekitar 3 kg. Sebagian di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya langsung matahari. Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, bisa sebagai penambah zat makanan. Air kondisikan alami seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja, buang. 3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal. Nah, tinggal menunggu sekitar 3 bulan, ikan sudah cukp besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga sekitar 1000 rupiah per ekor.
http://www.disnak.jawatengah.go.id/img/peternakan/800px-Sembilang.jpg

Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok dulu istilahnya sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.

Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

Jumat, 08 Mei 2009

catu daya + 24 volt


Rangkaian Catu daya untuk Speaker Aktif
Keterangan gambar
T1= Transformator ( trafo ) primary 220 V, secondary 2 X 24 volt CT
D1 - D2= Dioda 1N4005
C1 - C2= Electrolit Condensator 4700 uF / 50 Volt
C3 - C4= Capasitor keramik 47 nF
R1 - R2= Resistor Wire Wound 1 Ohm 5 W
IC 1= IC Regulator Positif LM 7824
IC 2= IC Regulator Negatif LM 7924

Posisi dari komponen-komponen catu daya berada diatasnya, penempatan komponen dalam posisi cermin. Lihat gambar berikut.


Posisi Komponen nampak dari atas

bentuk fisik dari LM 7824

Setelah rangkaian dari CATU DAYA untuk SPEAKER AKTIF selesai dirakit, tes dahulu tegangan keluaran dengan mempergunakan AVR. Cara mengetes rangkaian catu daya :

  • Putar tombol AVR ke posisi tegangan DC 50 V, aktifkan rangkaian catu daya dengan menghubungkan ke bagian secondary dari TRAFO ke rangkaian catu daya. Perhatikan jangan terbalik antara secondary dan primary dari TRAFO.

  • Beri arus listrik AC 220 Volt pada bagian primary dari TRAFO.
  • Tempelkan Kabel berwarna Hitam dari AVR pada Titik CT pada rangkaian, dan tempelkan kabel merah AVR ke Titik OUTPUT POSITIF ( + 24 V ) dari rangkaian. Lihat jarum penunjuk pada AVR. Bila rangkaian benar, maka jarum dari AVR akan menunjukan tegangan 24 V.

  • Tempelkan Kabel berwarna Hitam dari AVR pada Titik OUTPUT NEGATIF ( - 24 V ) dari rangkaian, dan tempelkan kabel merah dari AVR ke Titik CT dari rangkaian. Bila rangkaian benar maka jarum penunjuk dari AVR akan menunjukan tegangan 24 V juga.

Power Ampli 5 Watt Mono


Penguat suara atau biasa dikenal dengan istilah power ampli, kali ini power yang sangat sederhana dan mudah untuk dibuatm dikarenakan rangkaian yang sangat sederhana dan komponen yang digunakan juga mudah untuk diperoleh ditoko-toko elektronika yang terdekat di kota atau didaerah masing-masing.

Dari gambar rangkaian dapat dilihat rangkaian yang sangat sederhana yang memungkinkan siapa saja yang mempunyai hoby dibidang elektronika ataupun yang kepengen membuat rangkaian penguat suara ini dapat dengan mudah untuk membuatnya sendiri. Penguat suara 5 Watt mono ini menggunakan satu buah IC LA 4425, yang mempunyai bentuk yang kecil hampir mirip dengan transistor. ini memungkinkan pembuatan rangkaian penguat suara menjadi lebih simple dan praktis.

Power ampli atau penguat suara banyak digunakan untuk menguatkan suara yang kecil menjadi lebih kuat dan jelas, Fisik dari IC LA4425 ini sangat kecil dan disertai dengan konfigurasi pin, diharapkan teman-teman dapat membuat dengan mudah untuk membuat rangkaian nya dan menguhubungkan IC dengan komponen pendukung lainnya, berdasarkan gambar rangkaian yang sudah ada.

pada Bagian input tambahkan tahanan geser, atau variable resistor yang digunakan sebagai volume penguat.

Rabu, 06 Mei 2009

Membuat Robot


Sesuai dengan tulisan pertama, disini saya akan membahas tentang Robot Cerdas Pemadam Api terkhusus yang sesuai spesifikasi KRCI.

Apa itu KRCI?

KRCI kepanjangan dari Kontes Robot Cerdas Indonesia. Kontes ini mulai diselenggarakan pada tahun 2004 bersamaan dengan pelaksanaan Kontes Robot Indonesia (KRI).

Kontes ini awalnya diusulkan oleh dosen ITB untuk mengimbangi KRI yang selalu didominasi oleh PENS-ITS dan Politeknik. Ternyata pada prakteknya KRCI tetap didominasi oleh Politeknik.

KRCI mengadopsi peraturan dari kontes robot pemadam api di Connecticut, Amerika. Dalam kontes ini sebuah robot berukuran maksimal 31 x 31 x 31 cm harus bisa memadamkan api lilin yang ditempatkan acak pada sebuah miniatur rumah dan kembali ke base (tempat start). Yang dinilai disini adalah kecepatan robot dalam menyelesaikan tugasnya.

image0022.jpg

Sebuah robot bersiap-siap didalam arena pertandingan

KRCI ini dibagi menjadi 2 divisi utama: senior dan expert. Senior dibagi lagi menjadi 2 beroda dan berkaki, adapun expert juga dibagi menjadi 2 single dan swarm. Divisi expert sendiri baru dimulai sejak tahun 2005 dan swarm baru dimulai pada tahun 2007. Tahun 2004 KRCI diselenggarakan di Balairung UI Depok diikuti oleh 14 peserta, 12 beroda dan 2 berkaki.

  1. S.M.A.R.T.1 - Institut Sains & Teknologi AKRPIND Yogyakarta – Beroda
  2. RADJA - Institut Teknologi Bandung – Beroda
  3. Fathonah - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – Beroda
  4. Kan_@yakan21 - Politeknik Manufaktur Bandung – Beroda
  5. EVO 113 - Politeknik Negeri Bandung – Beroda
  6. FIRE MOUSE - Universitas Bina Nusantara Jakarta – Beroda
  7. F R E E - Universitas Gajah Mada Yogyakarta – Beroda
  8. Zomblow - Universitas Indonesia Jakarta – Beroda
  9. F2R-UMJ - Universitas Muhammadyah Jember – Beroda
  10. EZI Universitas Negeri Jember – Beroda
  11. LOTUS TEAM - Universitas Negeri Malang –Beroda
  12. Smart Visy - Universitas Surabaya - Beroda
  13. Arachid - Universitas Surabaya – Berkaki
  14. IR-HEX - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya – Berkaki

Pada KRCI ini kategori beroda dimenangkan oleh Evo 113 dan berkaki oleh Arachnid.

image006.jpg

Arachnid dari Universitas Surabaya, Juara 1 KRCI 2004 Divisi Senior Berkaki

image0041.jpg

Evo 113 dari Polban, Juara 1 KRCI 2004 Divisi Senior Beroda

Pada KRCI kali ini hanya Evo 113 yang berhasil dengan sempurna menyelesaikan tuugasnya dengan waktu yang relatif cepat dan bisa kembali ke tempat start.

Ada cerita menarik dibalik sukses Evo 113.

Langkah Evo 113 menjadi jawara KRCI tidak mulus, setidaknya ada 2 kendala serius yang dialami oleh Robot ini. Pertama adalah rusaknya sensor api yang dimiliki oleh Evo 113 sehingga harus melibatkan istri dari sang dosen pembimbing untuk mengantar spare part dari Bandung ke Jakarta pada jam 11.00 malam. Kedua adalah rusaknya microcontroller robot sehingga harus mengorbankan robot otomatis tim KRI Polban (dan itu adalah robot punya saya, hiks hiks hiks).

Contoh Program Sederhana Robot Pemadam Api (KRCI) dengan BS2 dan OOPIC

Dibuat oleh Mr. Widodo

HP:08569887384

Helo, jika Anda ingin membuat robot cerdas, bahkan ingin mencoba untuk mengikuti KRCI, maka ada beberapa masukan dari saya, antara lain :

  1. Gunakan mikrokontroler yang memiliki fitur yang memuaskan dengan kemampuan memory yang besar, mikro seperti ATMega8535, BasicMicro, dan OOPIC dapat dicoba.
  2. Gunakan Sensor yang berkualitas dengan jumlah yang memadai, semakin banyak sensor dengan algoritma yang bagus semakin baik.
  3. Gunakan sensor penting lainnya seperti UVTRON, TPA81 Thermal array, sharp GP2D02 dll.
  4. Gunakan motor dc atau servo motor kecepatan tinggi dan daya yang besar seperti Hitech, minimal servo continuous parallax, atau mini servo MX35.
  5. Software yang paling enak untuk belajar dari dasar dan gak ruwet, cobalah basic stamp, kalau ingin bahasa assembly, kuasai dulu pemrograman assembly dasar.

Berikut dasar pseudocode konsep membuat robot cerdas

MULAI

INISIALISASI VARIABLE

PANGGIL FUNGSI BACASENSORSHARP
PANGGIL FUNGSI BACAULTRASONIC

PANGGIL FUNGSI BACASENSORAPI

PANGGIL FUNGI SERVOMAJU

BACA SENSOR LAGI

JIKA ADA PENGHALANG DI KIRI BELOK KANAN

JIKA ADA PENGHALAN DI KANAN BELOK KIRI

JIKA NILAI AMBANG API TERCAPAI, BERHENTI

HIDUPKAN KIPAS PEMADAM

DST

Anda dapat bersilahturahmi ke Mr. Widodo untuk melihat contoh robot GATOT KACA yang akan diikutsertakan di KRCI.

KRCI.BS2

'{$STAMP BS2p}

'{$PBASIC 2.5}

' Robot Pemadam Api

'

ping PIN 7

#SELECT $stamp

#CASE BS2,BS2E

trigger CON 5

scale CON $200

#CASE BS2SX, BS2P, BS2PX

trigger CON 13

scale CON $0cd

#ENDSELECT

rawtoin CON 889

rawtocm CON 2257

isHigh CON 1

isLow CON 0

rawDist VAR Word

inches VAR Word

cm VAR Word

val01 VAR Byte ' sensor sebelah kanan

val02 VAR Byte ' sensor sebelah kiri

i VAR Byte ' count variable for loop

'--------------------------------------------------------

' deklarasi konstanta

cl CON 14 ' pin 14 is output (clock) pada sensor Sharp GP2D02 sebelah kanan

dt CON 15 ' pin 15 is the input (data)

c2 CON 12 ' pin 12 is output (clock) pada sensor Sharp GP2D02 sebelah kiri

dt2 CON 13 'pin 13 is the input

'--------------------------------------------------------

' I/O pin setup for detector

INPUT dt ' make pin 15 the input

INPUT dt2

HIGH cl ' make pin 14 output and high

HIGH c2

wDist VAR Word

wDistkanan VAR Word

wDistkiri VAR Word

'sensor srf04 sebelah kanan

INITSRFKANAN CON 10

ECHOSRFKANAN CON 11

'sensor srf04 sebelah kiri

INITSRFKIRI CON 6

ECHOSRFKIRI CON 8

'sensor srf04 belakang robot

INIT CON 4

ECHO CON 5

' berjalan 1 arah 1 uS

'jarak=(echo time)/ faktor konversi

'gunakan 74 inchi (73.74 uS per inchi)

'gunakan 29 untuk sentimeter ( 29.033 per 1 cm)

convfac CON 74 ' use inches

counter VAR Byte

main:

GOSUB PingDepan

inches=rawDist ** RawToIn

cm=rawDist ** RawToCm

DEBUG CRSRXY, 15, 3,

DEC rawDist, CLREOL,

CRSRXY, 15,4,

DEC inches, CLREOL,

CRSRXY, 15,5,

DEC cm, CLREOL

PAUSE 100

GOSUB sr_sonar ' baca jarak depan

GOSUB sharp ' baca jarak sisi samping

DEBUG "Sensor SRF04 belakang:"

DEBUG DEC wDist, CR

DEBUG "Sensor SRF04 kanan:"

DEBUG DEC wDistKanan, CR

DEBUG "Sensor SRF04 kiri:"

DEBUG DEC wDistKiri, CR

jika di depan gak ada halangan dan cukup jauh >30cm

IF cm >30 AND val01 <145>

'maju terus

FOR counter = 1 TO 30

PULSOUT 0,1000arah putaran servo continuous Parallax

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

ENDIF

'jika ada halangan dan sebelah kiri sempit

IF cm<=30 AND val01<140 class="SpellE">wdistKiri < class="SpellE">wdistKanan>8 THEN

'mundur dulu

FOR counter = 1 TO 50

PULSOUT 1,1000

PULSOUT 0,3500

PAUSE 2

NEXT

''belok kanan

FOR counter=1 TO 120

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

ELSE

'selain dari itu

'maju dikit

FOR counter = 1 TO 20

PULSOUT 0,1000

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

IF cm<=30 AND (wdistKiri < wdistKanan) THEN

'mundur dulu

FOR counter = 1 TO 50

PULSOUT 1,1000

PULSOUT 0,3500

PAUSE 2

NEXT

''belok kanan

FOR counter=1 TO 120

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

ELSE

'selain dari itu

'maju dikit

FOR counter = 1 TO 20

PULSOUT 0,1000

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

ENDIF

ENDIF

'jika ada halangan dan sebelah kanan sempit

IF cm<=30 AND wDistKiri >8 AND wDistKanan<8>

'mundur dulu

FOR counter = 1 TO 50

PULSOUT 1,1000

PULSOUT 0,3500

PAUSE 10

NEXT

'belok kiri

FOR counter=1 TO 120

PULSOUT 0,1000

PAUSE 10

NEXT

IF cm<=30 AND val02 <140 class="SpellE">wdistKiri > wdistKanan) THEN

'mundur dulu

FOR counter = 1 TO 50

PULSOUT 1,1000

PULSOUT 0,3500

PAUSE 2

NEXT

'belok kiri

FOR counter=1 TO 120

PULSOUT 0,1000

PAUSE 10

NEXT

ELSE

'selain dari itu

'maju dikit

FOR counter = 1 TO 20

PULSOUT 0,1000

PULSOUT 1,3500

PAUSE 2

NEXT

ENDIF

ENDIF

GOTO main

‘sensor ping di pasang di depan robot

PingDepan:

ping =IsLow

PULSOUT ping, trigger

PULSIN ping, isHigh, rawDist

rawDist=rawDist */Scale

rawDist =rawDist/2

RETURN

inches=rawDist ** RawToIn

cm=rawDist ** RawToCm

DEBUG CRSRXY, 15, 3,

DEC rawDist, CLREOL,

CRSRXY, 15,4,

DEC inches, CLREOL,

CRSRXY, 15,5,

DEC cm, CLREOL

PAUSE 100

sensor SRF04

sr_sonar:

PULSOUT INIT,5 ' 10us init pulse

PULSIN ECHO,1,wDist ' measure echo time

wDist=wDist/convfac ' convert to inches

PULSOUT INITSRFKANAN,5

PULSIN ECHOSRFKANAN, 1, WDistkanan

WdistKanan=wDistKanan/convfac

PULSOUT initSRFKIRI,5

PULSIN ECHOSRFKIRI,1 ,wDistKiri

WDistKiri=wDistKiri/convfac

RETURN

sensor SHARP

sharp:

GOSUB read01 ' call measurement routine

GOSUB read02

DEBUG "Sensor 1:"

DEBUG DEC val01, CR ' display the value

DEBUG "Sensor 2:"

DEBUG DEC val02, CR

PAUSE 10

RETURN

read01:

LOW cl ' turn on detector for reading

rl:

IF IN15 = 0 THEN rl ' wait for input high

SHIFTIN dt, cl, MSBPOST, [val01]

HIGH cl ' turn detector off

PAUSE 1 ' let detector reset

RETURN

read02:

LOW c2 ' turn on detector for reading

r2:

IF IN13 = 0 THEN r2 ' wait for input high

SHIFTIN dt2, c2, MSBPOST, [val02]

HIGH c2 ' turn detector off

PAUSE 1 ' let detector reset

RETURN

UVTRON.OSC

'

' UVTron Example for OOPic

'

dim uvOut as new oDio1 ' flame indicator

dim uvIn as new oDio1 ' UVTron input

dim uvPEvent as new oEvent ' UV pulse event

dim uvTEvent as new oEvent ' 1-second timer event

dim uvGate1 as new oGate ' UV event buffer

dim uvGate2 as new oGate ' Timer event buffer

dim uvCt as new oByte ' user pulse ct

dim uvCtx as new oByte ' temporary pulse ct

sub main()

call inituv

uvOut.ioline=17

uvOut.direction=cvOutput

do

if (uvCt >= 4) then

uvOut=1

else

uvOut=0

end if

loop

end sub

'------------------------------------------------------

' Event-Driven UVTron Monitoring routines

' uvCt is number of UVTron pulses per second

' (4 is a good flame threshold for stock UVTron)

'

sub inituv()

uvIn.ioline=8

uvIn.direction=cvInput

uvGate1.input1.link(uvIn)

uvGate1.output.link(uvPEvent.operate)

uvGate1.operate=cvtrue

uvGate2.input1.link(oopic.hz1)

uvGate2.output.link(uvTEvent.operate)

uvGate2.operate=cvtrue

uvCtx=0

uvCt=0

end sub

sub uvPEvent_code()

uvCtx=uvCtx+1

end sub

sub uvTEvent_code()

uvCt=uvCtx

uvCtx=0

end sub

Harga OOPI II+ Starter Package Rp 1.4jt.

Harga Kit Robot diatas 1.25 Jt (kit mikro BS2,2 servo, 1 ping dan body robot) ongkos kirim 30rb.

Membuat Robot Explorer Hexapod

(Artikel lengkap baca pada majalah Elkom ed 4)

widodo1.JPG

Widodo Budiharto

Guest Professor Univ. de Bourgogne, Prancis

Pendahuluan

Pada proyek robot kali ini, penulis memaparkan cara membuat robot berkaki 6 (hexapod) menggunakan 3 buah sensor, yaitu 1 sensor jarak SRF04 (Sonar Range Finder) dan 2 bh Sharp GP2D12. Dijamin dechhh penasaran dan menarik untuk dicoba J.

Blok Rangkaian

Robot ini bergerak berdasarkan informasi dari ketiga sensor jarak. Robot ini diharapkan dapat melakukaneksplorasike daerah yang dilaluinya, untuk memberikan informasi kepemiliknyamenggunakan kamera wireless misalnya, oleh karena itu robot ini dinamakan Explorer Hexapod. Gambar di bawah ini menampilkan blok rangkaian yang akan dibuat:




Gambar 1. Blok rangkaian robot Explorer Hexapod

Bahanbahan

Berikut ini ialah bahanbahan yang diperlukan, yang paling penting tentunya ialah kerangka dari kaki hexapod ini, yang dapat Anda buat sendiri atau membeli kit yang sudah jadi :

1. 2 buah servo motor HS311

2. Body dan kaki hexapod

(Dapat membeli kit kaki hexapod lengkap dengan 2 bh servo HS311)

3. Min. System ATmega 8535, ATmega16 atau Atmega32

4. Driver Motor DC 293D/ deKits SPC DC Motor

5. 1 sensor jarak ultrasonic SRF 04 (jarak 3cm-3m)

6. 2 sensor jarak infrared SharpGP2D12(10cm -80cm)

7. Tempat baterai 9V 2bh

Berikut ini ialah konstruksi dari kaki hexapod standar, yang digerakkan dari putaran motor servo continuous. Servo ini dikendalikan dari port B.0-3 melalui Driver motor yaitu kit DC motor Driver menggunakan IC L293D (dapat menggunakan juga kit dekits SPC DC Motor) atau jika ingin lebih kuat lagi menggunakan IC H bridge L298. Perlu diingat, kaki servo ini ada 3 pin, cukup gunakan 2 kaki yang menggerakan motor DC di dalam servo tersebut saja.




Gambar 2. Susunan sisi kaki hexapod

Servo HS311 merupakan servo dengan torsi yang cukup besar untuk menggerakkan robot dengan beban maksimal 1.5kg.

Cara kerja

Pertama, kita lihat dulu bagian sensor. Sensor SRF04 digunakan untuk mengetahui jarak depan robot, apakah ada penghalang atau tidak, yang mampu mendeteksi jarak dari 3cm hingga 3 meter. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip gelombang ultrasonic. Pencari jarak ini bekerja dengan cara memancarkan pulsa suara dengan kecepatan suara (0.9 ft/milidetik) berfrekwensi 40 KHz. Keluaran sensor ini dihubungkan ke Port C.0 dan Port C.1, dan dengan nilai trigger input sebesar 10 uS pada pulsa TTL. Alasan mengapa digunakan sensor ini, ialah karena sensor jarak ini paling banyak digunakan pada Kontes Robot Cerdas di Indonesia, sehingga pembaca pemula menjadi familiar. Anda dapat menambah sensor ini hingga 4 buah untuk digunakan pada sisi kanan, kiri dan belakang robot biar lebih akurat.

Gambar 3. Susunan kaki SRF04

Sedangkan 2 sensor infrared GP2D12 di sisi samping kanan dan kiri dapat mengukur jarak sejauh 10cm- 80cm dengan output analog, sehingga dapat langsung dihubungkan ke port A.0 dan port A.1 dari mikrokontroler AVR tersebut. Karakteristik dari sensor ini tidak linear, oleh karena itu idealnya perlu digunakan look up table untuk mengolah raw data dari sensor tersebut.

Hasil pembacaan sensor-sensor jarak ini diolah oleh mikrokontroler, untuk memutuskan gerakan yang akan dilakukan apakah maju, mundur atau belok. Dengan memutarnya servo, menyebabkan bagian kaki yang terhubung ke servo bergerak bergantian sehingga robot dapat berjalan.

Explorer.bas:

‘Program Demo Robot Explorer Hexapod

‘By Mr. Widodo Budiharto

‘Univ. de Bourgogne 2007

deklarasi fungsi dan variabel

Declare Sub Initialize_ultrasonic()

Declare Function Ultrasonic_depan() As Integer

Dim Jarakdepan As Integer

Dim Jaraksampingkanan As Word

Dim Jaraksampingkiri As Word

Dim W As Word

Config Portb = Output

Config Portd = Input

Config Portc = Output

Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc 'konfigurasi ADC

Start Adc

Call Initialize_ultrasonicpanggil fungsi

Do

baca SRF04 untuk jarak depan

Print "jarak sampingkiri" ; Jaraksampingkiri

‘Demo jika ada halangan, maka belok kiri

If Jarakdepan > 40 Then

Portb = 8 'maju

Wait 2 ‘delay

Else if jarak depan <40 class="SpellE">jaraksampingkanan >150 then

Portb = 0 'belok kiri

Wait 2

End If

Loop

End

Function Ultrasonic_depan() As Integer

' set initial state pin trigger

' buat pulsa 5us @ 4 MHz

' ukur return pulse

End Function

Sub Initialize_ultrasonic inisialisasi sensor ultrasonik

End Sub

Gambar berikut merupakan hasil yang sudah jadi yang dapat berjalan dengan cukup cepat dan kuat karena menggunakan servo torsi tinggi dari Hitec.

A. B.

Gambar 4. Robot in action a). Tampak samping b). Tampak depan

Pengembangan Selanjutnya

Untuk keperluan riset atau hobi, Anda dapat menambahkan kemampuan Artificial Intelligent menggunakan Fuzzy Logic, Algoritma Genetic atau Neural Network, agar robot ini menjadi robot yang cerdas. Silahkan baca artikel selanjutnya mengenai Neural Network di majalah kesayangan Anda ini.

Daftar Pustaka:

1. www.atmel.com

2. www.acroname.com

3. www.hitec.com

4. Delta Hexapod robot

5. Situs-situs dan buku pendukung lainnya.